
Sekolah inklusif merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi di mana anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama. Pendidikan inklusi merupakan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang mensyaratkan supaya semua anak berkebutuhan khusus dapat menerima pendidikan yang setara di kelas biasa bersama teman-teman usianya.
Berdasarkan pemenuhan hak atas pendidikan bagi seluruh anak di Indonesia maka munculah konsep pendidikan inklusi. Hal tersebut diatur dalam surat edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 380 tahun 2003 yang menyatakan “Pendidikan inklusi merupakan Pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak normal lainnya”.
Penyelenggara Pendidikan inklusi merupakan bentuk upaya pemerintah yang diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang dapat memahami dan menerima segala bentuk perbedaan dan tidak menciptakan diskriminasi dalam kehidupan masyarakat ke depanya. Banyak hal yang dapat dilakukan dan mampu dilakukan oleh siswa istimewa dalam meraih anganya, sejatinya mereka memiliki kelebihan masing-masing dalam dirinya sehingga perlu digali lebih dalam untuk dimunculkan ke permukaan.
SD Muhamadiyah 2 Sidoarjo (Sdamada) sebagai salah satu penyelenggara sekolah inklusif mengusung tema belajar model pull out, yaitu siswa belajar dengan anak regular di kelas dan dalam waktu tertentu akan berkunjung ke ruang sumber untuk kegiatan refleksi. Fasilitas yang akan bagi siswa-siswa tersebut antara lain kurikulum modifikasi, lembar kerja yang sudah melalui proses penyederhanaan atau peningkatan yang menyesuaikan tingkat kemampuan siswa, buku penghubung, laporan perkembangan siswa, raport hasil belajar siswa, lingkungan sekolah yang ramah dan tanpa diskriminasi serta peran orangtua, guru dan sekolah yang berkolabari untuk meningkatkan keunggulan siswa istimewa di bidangnya. Selain itu fasilitas lainnya adalah adanya Guru Pendamping Khusus (GPK), dimana hal tersebut adalah salah satu ciri khas dari sekolah dengan penyelenggara sekolah inklusi.
Salah satu cara Sdamada dalam meningkatkan kualitas siswa istimewa yaitu dengan kegiatan sensory fest dimana kegiatan ini berkolaborasi dengan siswa regular dan siswa istimewa. Tujuannya adalah mereka saling menghargai satu sama lain, meningkatkan motorik kasar dan motorik halus siswa istimewa, bermain peran untuk saling menjaga dan menyayangi satu sama lain, serta membuat siswa bersemangat dalam belajar.
Proses dalam mendidik siswa istimewa berawal dari mencari bagian dari “benang merah” dalam diri siswa yang perlu dikembangkan, bagaimana siswa dididik dan diberikan treatment yang sesuai dengan proses perbaikan “benang merah” dalam diri siswa. Tentu upaya itu tidak dilakukan seorang diri oleh GPK, tentunya perlu peran penting dan dukungan orangtua, sekolah, guru bahkan terapis dan psikolog sehingga terdapat konsistensi atau siswa melakukan hal yang sama disetiap kegiatanya, sehingga nantinya akan menjadikan kebiasaan yang baik bagi siswa dan bernilai positif.
Leave us a Reply