Prof. Dr. A. Dzo’ul Milal, M.Pd.
Pendidikan Muhammadiyah mengikuti prinsip holistic integrative yang berarti bertujuan membentuk manusia seutuhnya dan dilakukan secara terpadu mencakup semua aspek kehidupan peserta didik. Mereka diharapkan tidak hanya pintar otaknya, tetapi juga mulia akhlaqnya, pandai bergaul dan berteman, sehat fisiknya, kreatif dalam menyelesaikan masalah, serta terampil melakukan berbagai kegiatan. Semua kualitas tersebut dikembangkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah baik melalui materi yang diajarkan maupun melalui metode yang digunakan.
Untuk mengoptimalkan efektivitas proses pendidikan di sekolah tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari baik di dalam maupun di luar kelas. Di dalam kelas, misalnya, peserta didik belajar tentang tatakrama dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan umum dan agama. Hal itu dilakukan untuk mematangkan kompetensi kognitif. Di luar kelas, peserta didik dibiasakan dan dilatih mempraktikkan serta mengikuti ajaran agama, seperti sholat berjamaah, membaca al-Quran, berinfak dan bershadaqoh, menjaga pergaulan dengan teman lain jenis, dan bersalam hormat dengan guru. Selain itu, peserta didik juga diberi kesempatan untuk berlatih meningkatkan keterampilan kesenian, olahraga, dan berorganisasi dengan keterlibatan dalam ekstrakurikuler sekolah (Hizbul Wathan, Tapak Suci, dan IPM). Semua itu bertujuan untuk membentuk karakter dan meningkatkan kompetensi afektif dan psikomotorik.
Terciptanya pribadi yang utuh, baik jiwa maupun raga, merupakan salah satu tujuan yang dikembangkan dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Selain pematangan karakter individual tersebut, peserta didik juga dididik untuk mempunyai kompetensi sosial, yakni mampu berinteraksi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan orang lain selain dirinya baik dalam konteks keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Semua itu didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik adalah makhluk individual, sosial, dan spiritual. Sebagai makhluk individual, peserta didik membutuhkan kesejahteraan dan/ atau kesehatan jiwa dan raga. Bermodalkan kesehatan jiwa dan raga, peserta didik akan mampu melaksanakan tugas kehidupannya sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk spiritual, yaitu pribadi yang membutuhkan keyakinan dan interaksi dengan Tuhan (Allah) untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Itulah yang menjadi tujuan hakiki dalam kehidupan.
Leave us a Reply